Wisata Kopi di Desa Rindu Hati

Mahasiswi Unived Bengkulu menunjukkan produksi kopi Rindu Hati.

Nama Desa Rindu Hati sebagai salah satu desa yang memiliki potensi wisata sudah cukup dikenal di Bengkulu. Desa yang berada di wilayah Kecamatan Kabupaten Bengkulu Tengah itu kini bukan hanya menawarkan wisata alam yang indah. Tapi juga bisa dikunjungi oleh para penikmat kopi.

Adalah Robusta Rindu Hati yang kini tengah dikembangkan secara swadaya oleh masyarakat desa setempat. Mereka bercita-cita, komoditi ini kelak bisa menjadi kopi petik merah unggulan Bengkulu. Rindu Hati sendiri sudah dicanangkan menjadi desa penghasil kopi sejak 2017 lalu.

Pada tahun 2017, robusta Rindu Hati meraih juara I dalam Festival Kopi dalam rangka Festival Bumi Rafflesia pada 2017 lalu. Seperti dituturkan Kepala Desa Rindu Hati Sultan Mukhlis, SH.

Produk Unggulan

Sultan Mukhlis mengatakan, Kopi Rindu Hati menjadi produk unggulan karena kualitasnya yang diolah dengan baik. Kopi robusta ditanam pada ketinggian 200-800 meter diatas permukaan laut (mdpl). Kandungan kadar air biji nya 13 persen (green bean).


Kopi kemasan Rindu Hati

Saat ini pengolahan Kopi Rindu Hati mendapat pendampingan dari KTH Makmur bersama dan Badan Usaha Milik Desa (BumDes) 2 Tei Mandiri.

“Panen dilakukan dengan selektif. Kopi yang diolah menjadi kopi bubuk adalah buah petik merah. Bukan petik pelangi,” kata Mukhlis pada 25 November 2018 lalu di rumahnya.

Mukhlis menuturkan, ada beberapa tahapan yang dilakukan untuk menjaga kualitas kopi agar tetap baik. Setelah memilih buah petik merah, kopi direndam dulu dengan air. “Yang terapung, langsung dibuang. Artinya ada yang busuk di dalam buah itu,” terang Mukhlis.

Saat menjemur, Kopi Rindu Hati tidak dihampar begitu saja diatas tanah. Penjemuran dilakukan di atas terpal atau di pondokan yang dibuat waring. “Aroma tanah akan melekat kalau menjemurnya sembarang. Jadi tidak sedap,” kata pria keturunan Pagaruyung, Sumatera Barat itu.

Kopi disangrai dengan suhu 130 derajat. Untuk proses penggilingannya, sekarang di Desa Rindu Hati sudah ada mesin sendiri.  Pengemasannya pun dilakukan oleh warga desa setempat.

“Keunggulan Kopi Rindu Hati terletak pada biji kopi robusta yang menghasilkan cream yang lezat (lapisan busa tipis). Oleh karena itu merupakan tambahan yang sempurna untuk berbagai paduan espresso,” tutur Mukhlis.

Kopi petik merah, terang Mukhlis, memiliki nilai jual yang lebih mahal dibandingkan kopi biasa. Seperti halnya Kopi Rindu Hati. Ada tiga kemasan yang dijual di pasaran. Kopi bubuk kemasan 1 ons harganya Rp 15.000. Bubuk kemasan 2 ons Rp 25 ribu. Dan yang paling kecil ukuran setengah ons seharga Rp 8.000 saja.

Kopi sementara ini dijual di etalase yang ada di rumah kepala desa. Bagi yang ingin merasakan Kopi Rindu Hati bisa juga menghubungi 082269273922. Untuk pemeasannya juga bisa dilakukan melalui Facebook UlayatID, twitter Ulayat atau melalui situs ulayat.or.id.

Disisi lain, Sultan Mukhlis mengakui masih perlu ada yang dibenahi agar produksi kopi lebih maksimal. Salah satunya terkait izin Produksi Industri Rumah Tangga (PIRT) yang hingga sekarang belum dikantongi.

“Bantuan pembuatan PIRT ini kami harap bisa ada bantuan dari Pemda Bengkulu Tengah,” tutup Mukhlis.(**)

Tulisan ini dimuat di blog jelajahkakiku.com

Komentar

Postingan Populer